Momen yang pas, mau 17-an, agaknya tulisan ini seru mengingat besok adalah hari kemerdekaan yang artinya kita harus bangga berbahasa Indonesia. Juga menginat teman-teman pejuang yang mengajarkan Bahasa Indonesia diseluruh dunia. (ini Ibu Sharon, mengajar di Victor Harbour Australia)
Bila Bule ber-Bahasa
Indonesia
Adakah yang menyadari, bahwa saya lebih senang menuliskan
hal-hal yang ‘membahagiakan jiwa’ dibandingkan hal-hal yang membuat hati ini
'mengharu biru'?
Bagi saya, buat apa buang energi meng-entri tulisan yang
malah menurunkan semangat, dengan menceritakan kesulitan-kesulitan hidup kepada
seluruh dunia? Tidak, terima kasih. Sejujurnya, saya masih punya rasa malu
untuk ini. :p
Nah, kali ini ada peristiwa menarik tentang bagaimana
tamu-tamu asing kami di kantor mencoba berbahasa Indonesia dari beberapa kata
yang mereka dengar atau kami ajarkan. Bukan ngajar yang bener-bener ngajar sih,
belajar akan terasa hambar bila tidak diwarnai dengan keisengan kita-kita.
‘Kita’ disini artinya Luluk dan teman-teman lho! *ngajak-ngajak temen kalo
bikin salah* ;)
Yang pertama, mengenai seorang wanita muda keturunan Italia,
sebut saja namanya Fabia. Fabia senang sekali dengan kain batik. Pada saat
menemaninya ke Pasaraya untuk membeli batik, kita sampaikan padanya, bahwa
motif-motif batik yang cakep kita sebut ‘bagus’, tapi kalau yang kurang modis
dan model ibu-ibu gitu kita menyebutnya ‘norak’. Fabia langsung hafal kedua
kata tersebut dan fasih mengucapkannya. Iya-lah, cuma 2 kata gitu loh.. :)
Nah suatu ketika, big boss -yang seorang perempuan &
sudah ibu-ibu- datang ke kantor dengan mengenakan batik. Seperti layaknya kami
para perempuan, lebih sering mengenakan batik jika tamu-tamu asing datang,
dengan tujuan menunjukkan kebanggaan kita pada motif tradisional Indonesia.
Nah, tanpa tedeng aling-aling, si Fabia komentar ke big boss: “Ibu, why did you
wear this batik? It is norak, you know?!”
*gubrak!* jengjengjeng...
Big boss ga komentar apa-apa sih. Tapi mukanya puceeeeet
banget. Saya rasa didalam hatinya berkecamuk pikiran: [pasti anak buah gue nih,
ngajarin yang nggak bener. Kalau saya tahu siapa dia, akan saya pecaat!!!]
Duh, Alhamdulillah, teman saya yang kebetulan mengajarkan
kata-kata ‘norak’, nggak lagi dekat-dekat mereka berdua. Kita semua tertawa
geli dalam hati, tapi mampus deh kalo ketauan, huihihihihi... ;D
Yang kedua, seorang wanita keturunan Afrika asal Botswana,
sebut saja namanya Esther. Esther adalah yang pertama kali datang ke Indonesia
dibanding rombongan teman-temannya yang lain. Jadi sewaktu ada seorang office
boy membawakan minuman kepadanya, dengan santun dia menyatakan terima kasih.
Nah, pada saat teman-teman si Esther ini datang, termasuk
salah satu diantaranya adalah Irina, seorang wanita keturunan Malaysia, si
Esther ini menyadari bahwa setelah mengucapkan "terima kasih", Irina
mengucapkan "Anda baik sekali" pada office boy yang mengantarkan
minuman.
Lucunya, Esther mungkin salah mendengar kata ‘anda’ menjadi
‘kanda’, sehingga setiap diberikan minum oleh office boy, dengan pede-nya dia
mengucapkan “Terima Kasih. Kanda baik sekali.”
*gubrak!* Huahahahahaha... ;D
Saya yang mendengar langsung jatuh bangun menahan ketawa.
Males bener kan untuk membetulkan kalimatnya? Lebih lucu begitu. Jadi, saya
biarkan saja. Dan percaya tidak? Esther mengucapkannya setiap hari! Sehingga,
yah.. saya sarankan saja kepada Mas Agus, sang office boy untuk menjawabnya
dengan: “sama-sama, Dinda...” ;D
Dari jendelaluluk.blogspot.coma