Tuesday, June 17, 2008

SEMANGAT UNTUK MENGHADAPI HIDUP

kesenanganku untuk bepergian dengan angkot sedikit terganggu akhir-akhir ini
Bagaimana tidak setiap duduk di kursi panjangnya dan mulai berbicara dengan diri sendiri tentang apa yang akan ku lakukan hari ini, terhenti sesaat melihat sesosok lelaki yang sedang menyetir didepanku.

wajahnya berkeringat, sambil tangannya mengacung pada calon penumpang, "Ciroyom Neng" prang yang ditawari melambaikan tangan tanda tidak berminat, tidak putus asa lelaki itu kembali menunggu untuk ibu yang sedang berjalan dibelakang gadis tadi kali ini si ibu tidak melambaikan tangan namun tetap berjalan tanpa melihat lelaki itu.

Ya tampaknya tujuh puluh persen pengusaha angkot akan gulung tikar, begitu yang kudengar daro sebuah radio. kenaikan BBM pemicunya, hmmm hatiku pilu, berdoa semoga saja bapak-bapak berbaju kemeja itu mau naik angkot, alhamdulillah syukurku ternyata bapak itu mau naik. Angkotpun melaju, kebiasaanku adalah memutar pandang mencari sosok wajah yang biasanya duduk dihadapanku, menerka apa kerjanya, gajinya berapa, apa parfumnya, namun kali ini tidak. Sang Bapak duduk jauh dari hadapanku, dan merokok pula uuuuuh.... tapi tak apalah yang penting aku tidak sendiri meratapi nasib supir angkot yang tetap semangat.

Sampainya dirumah aku keluhkan apa yang aku lihat barusan, adikku bilang "Kau terlalu perasa Kak, itulah hidup, hidup perlu perjuangan". lalu kubilang "Tau apa kamu tentang hidup, kamu itu hidup enak, makan, tidur, sekolah, kuliah, bahkan semua kesenanganmu pu dibayari orang tua".

Dia balik nyerang, "Biar begini, akupun ikut merasakan hidup, aku merasai bagaimana penolakan, penolakan ketika aku menawarkan produk perusahaanku, inget aku SPG yang berdiri berjam-jam demi mendapat uang untuk sekedar fotokopy" iya dia benar, dia juga merasakan hidup, adikku yang manja, dia sudah dewasa. Aku... bagaimana denganku? aku masih cemburu melihat laptop indah yang dibawa oleh seorang abg :(

ini pelajaranku hari ini "Semangat untuk menikmati hidup"

Sunday, June 15, 2008

Tugas akhir bukan mahakarya (I)

Beberapa minggu ini penuh warna
Warna dengan beragam rasa
Rasa senang dapet gaji 13 (hehehehe selamat menikmati wahai keluarga besar PNS)
Rasa sedih harus berpisah (memang sudah sepantasnya, bukankah setiap pertemuan ada perpisahan, selamat tinggal masa lalu engkau indah untuk kukenang)

Rasa bingung .... bingung kenapa? Bingung harus menulis apa untuk sebuah tesis
kata dosen "Karya terbaik mahasiswa itu bukan pada tugas akhir, mahakaryanya mahasiswa itu hadir ketika Ia sudah tidak bersinggungan lagi dengan institusi pendidikannya. Menurutnya mahasiswa menulis itu pasti disalahbenarkan oleh pembimbingnya, tidak murni hasil pemikiran sang mahasiswa. betul juga sih....

Jadi menurutnya sekarang menulis sajalah nanti saya komentari, ujar beliau....
Akhirnya menulislah saya, berbagai macam buku berserakan diatas kasur, bergelas-gelas kopi sudah tandas dikerongkongan, jadilah juga sebuah handout untuk diseminarkan.

Pada hari yang sudah ditetapkan saya datang dengan Abhinaya (bhs Sansekerta : semangat membara) dan saya presentasikan dalam seminar terbatas diruang kelas disaksikan teman-teman dan dosen lain (bukan dosen pembimbing yang memberikan petuahnya). "Kamu ini mau nulis buku apa mau nulis tesis, sih. terlalu banyak unsur yang ingin kamu teliti coba satu saja yang mana yang paling menarik?" katanya.

"Menurut saya semuanya menarik Pak" Jawab saya

"Pilih salah satu, atau kasih sama teman yang lain"

"Hmmmm.... benar juga karya terbaik mahasiswa tidak terdapat pada tugas akhir, tapi saat ini saya jadi bingung apa yang paling menarik buat saya