Sunday, November 15, 2009

2012

Tadi malam (15/11), kami menonton sebuah film yang heboh dibicarakan di FB, di angkot, di sms bahkan di ruang praktik dokter gigi. film itu judulnya 2012. Saya dan suami jadi penasaran juga ingin menyaksikan seheboh apakah film itu pukul 12:00 kami menuju BIP karena rencananya ingin nonton pukul 14:00 sambil makan siang sekaligus hunting barang-barang buat pindah praktik juga hunting buku baru.

Sampai di Empire 21 BIP alangkah menyedihkan boro-boro pukul 14:00, 18:00 pun sudah sold out, jadilah kami sepakat menonton pukul 21:00. pantesan ini kan minggu setelah UAS. okay gak papalah kita berkeliaran disekitaran BIP 9 jam. Bayangkan SEMBILAN JAM. ...!

Kita berpisah pukul 14:30 setelah makan siang dan janjian bertemu lagi di Mushola GGM pas Magrib, tapi kok gak kerasa ya jalan-jalan di Mall tiba-tiba saja 6 buah buku berpindah ke dalam tas dan waktu menunjukkan pukul 17:30 siap-siap shalat magrib, acara selanjutnya dilanjutkan makan malam di Riau Junctions selesai makan malam masih setengah sembilan. Ngapain lagi ya?

Hmmmm... gimana kalo ngopi ? Hayulah, menurutku oke juga mampir di Planet Kopi BIP
pas nih kayaknya kalo nongkrong lima belas menitan. Puas membicarakan masa lalu, masa sekarang dan masa depan, kami melanjutkan langkah ke koridor 21, disana sudah banyak orang duduk-duduk selonjoran. kita pun sama

Tapi gak sengaja mata ini menangkap sosok anak -anak pun sama duduk selonjoran makan snack sambil sesekali menguap. bahkan ketika didalam bioskop terdengar suara bayi menagis ketika film akan dimulai OMG sedahsyat itukah 2012 bahkan anak-anak pun harus ikut orang tuanya ketika mereka perlu terlelap??????
lorong layaknya gerbong kereta

Saturday, April 11, 2009

satu malam di rumah kontrakan

Habis melihat rumah yang akan kita tinggali selama dua tahun ini
haduh kita kok malah berantem gara2 sebuah kamar kerja
mungkin karena kita sudah cape mengurus pindahan jadi sama-sama napsu pas ngeliat (napsu pengen ngamuk). Padahal, rumah yang akan kita kontrak itu sudah dibayar lunas.

Hmmm entahlah apakah rumah itu yang bermasalah atau komunikasi kita sangat buruk.
Gak ada sinyal jadi salah nerima cross call kalo kata orang2 yang bergumul di dunia telekomunikasi. gara2 sebuah kamar kerja halah-halah rurrr biasa perangnya. kadang2 hal kecil jadi tidak termaafkan kalo sedang keluar egonya. tapi kadang2 juga hal yang besar terlupakan begitu saja kala sedang gembira.

Friday, March 20, 2009

CIRSI

Orang bandung terkenal dengan sebuah kata kreatif, kreatif dalam membuat singkatan istilah kerennya abreviasi. Tadi siang pas mau ke Bank BNI samping UNPAD ada emang-emang yang jualan CIRSI apa sih CIRSI?

Cirsi, sebuah kata yang menawarkan ribuan misteri berhubung saya penasaran saya menghampiri eh ternyata pas dideketin masih yang itu-itu juga kan udah kagok menghampiri si emang "Mang Cirsinya tiga" ternyata Cirsi itu cireng isi. cireng sendiri terdiri dari kata Aci digoreng.

Masih ada sebuah kaos yang dibuat seorng teman untuk oleh -oleh tulisannya SIAPA BILANG ORANG SUNDA GAK BISA NGOMONG F, ITU MAH PITNAH, hehehehe... saya bangga jadi orang Bandung

Kalian Begitu Manis

Hari ini capeeeee banget, kelas terapi full abes.
Syukurnya mereka sangat koperatif, Marco, Pasya, Lusi, sama Raka mereka manis-manis, terimakasih ya Allah, Alhamdulillah seandainya saja tadi mereka merepotkan pasti pulang ke rumah aku membawa sisa-sisa kesebalan. Well, di tempat terapi ada pemberlakukan menggunakan name tag semua asisten psikolog harus mengenakannya disaat bertugas. Bagus name tag nya, jadi kalo ada apa2 misalnya komplain atau apa bisa langsung tunjuk hehehehe

Pasya hari ini lagi seneng banget main color memory disela-sela waktu bermainnya dia nyeletuk "Bu aku punya tebakan, binatang apa yang hitam putih merah?"
"O... kumbang, ada yang hitam, putih dan ada yang merah"
"Salah atuh, yang bener Kuda Zebra lagi di kerokin"
"Oke satu kosong, apa bedanya upil, sama apel,mereka coba Pasya atau Lusi bisa jawab ga?"
mereka diem aja
"Jawabannya, apel ditaro di atas meja upil dibawah meja" mereka tertawa terkekeh-kekeh.
"Lusi punya tebakan gak?" tanyaku
Lusi yang dasarnya pemalu hanya menggeleng
lagi-lagi Pasya menawarkan tebakan
"bagian tubuh apa yang selalu kering walau disiram"
"gigi" jawab Marco
"Salah jawabnya tulang kering"
"Oh kalo gitu giliran akueun ya, Bu apa persamaan jemuran sama telepon" kata Marco
"Ah itu mah stadar, sama-sama diangkatkan kalo kring, hehehehe" lagi-lagi dia tertawa senang, lanjutnya lagi "Apa bedanya Rok sama roket?" tanya Pasya, "Ah, pertanyaannya aneh" kata Lusi.
"Jawabannya kalo rok makin tinggi makin keliatan, kalo roket makin tinggi makin gak keliatan, hehehe" kali ini dia terlihat sangat puas.
"Wah Pasya porno" kata Lusi

Hmmm hari yang indah, terima kasih anak-anak kalian begitu manis
"

Monday, March 09, 2009

Antara Blogku, Blogdika, dan Blogmahasiswa ITB

Hari ini aku nonton Kambing Jantan bareng Mr. Bhanu.
hmm boleh juga kita kebagian duduk di depan, penontonnya banyak banget
menurut si pembuat buku dan sekaligus pemain filmnya ini
hari pertama penontonnya 17.000 orang coba deh cek di link ini http://radityadika.com/siapa_sih_radit/

Nah yang membuatku gondok, selain Mr Bhanu ngemil mlu padahal aku lagi diet, gondok satunya lagi kapan ya ada yang mau nerbitin blog ini jadi buku. wkwkwkwkw
Emang sih menurutku blog ini kurang rapi dan kurang seru untuk pecinta humor tapi seperti kata Dika aku di film itu, "Gw nulis cuma ingin cerita". anyway meskipun sebagai seorang dosen harusnya gak kaya gini (nulis huruf kapital aja kadang salah, istilah asing gak dimiringin) wahai mahasiswa silakan hakimi ini di kelas Tata Tulis Karya Ilmiah kita, disini mah bebas ajah lah yang penting bisa menikmatinya baik si penulis maupun si pembaca.

Balik lagi ke masalah blog. blog ini adalah diary yang ditulis pertama kalinya oleh seorang istri yang kesepian di negeri yang jauh terpencil karena suaminya harus praktik sampae jauh malam dan seterusnya...... Dalam kesepian itu semua gundah juga semua gulana yang ada di otak kiri maupun otak kanan keluar gitu ajah. Sebenernya malu sih kalo ada orang yang baca, tapi kayaknya pastilah ada yang punya nasib dan kejadian sama seperti yang gw alamin juga, entah dibelahan bumi yang mana.

Dan sejak ada blog ini sedikitnya masalah emosi teratasi, menurut buku yang pernah gw baca " Writing for Emotional Balance" Karangan Beth Jacobs, PhD menulis itu mampu membuat kondisi emosional lebih stabil baik emosi baik maupun emosi buruk. Nah berkaitan dengan emosi juga, jadi inget sebuah artikel yang judulnya "Meningkat, Mahasiswa ITB Datangi Konseling" artikel yang gw guniting hari rabu 04 Maret 2009 ini bilang mahasiswa ITB yang stres naik 130 %. Ini disebabkan oleh persaingan di ITB yang ktat banget pastinya secara anak ITB kan rata2 anak paling pinterlah di SMAnya trus digabungin sama anak yang pinter2 juga bersainglah mereka.

Kalau menurutku sih ada baiknya menulis supaya ga stres, trust me !

Sunday, March 08, 2009

Menulis Jurnal Jalan Keluarnya

MENULIS JURNAL ADALAH JALAN KELUARNYA
OLEH : MAYLANNY CHRISTIN

Sepanjang tahun 2009 bulan Januari - Februari jumlah mahasiswa yang berkonsultasi meningkat lebih dari 100 persen.
Menulis jurnal bukan hanya pekerjaan yang juga hobi para remaja, alangkah baiknya jika kita tidak dibatasi oleh usia belasan melakukan hal ini. Awal 2009 ini adalah saat yang tepat untuk melakukannya. Memulai lembaran baru di buku catatan baru tentunya sangat menyenangkan. Awali dengan resolusi-resolusi yang sifatnya nyata, dalam artian apa yang kita harapkan terukur dan ada parameternya. Contohnya saja, ketika kita ingin membuat tahun 2009 dengan tema tahun “format tubuh menjadi lebih baik” buat poin-poin, apa saja cara untuk memformat tubuh, misalnya: mengurangi berat badan sebanyak satu kilo setiap bulan, jika memungkinkan ditahun depan menurun 12 kilogram.
Menulis jurnal tidak saja membantu mewujudkan hal-hal apa saja yang ingin kita capai melainkan juga sebagai alat untuk menyeimbangkan emosi yang terpendam dalam menjadi tidak stabil dalam diri kita. Apabila terus-menerus kita menumpuknya pada sisi yang negatif terus menerus kita akan menjadi seorang yang mudah tersinggung dan sangat sensitif. Menurut Jacobs psikolog lulusan Northwestern University dalam bukunya Writing for Emotional Balance, menulis jurnal membuat emosi kita tumbuh seimbang. Jurnal yang kita buat konsisten secara berkesinambungan menambah saluran untuk menurunkan energy yang negative atau energy yang berlebihan.
Keinginan yang kita punyai ditahun 2009 mungkin saja terjadi jika kita terus mendeklarasikannya dan mengafirmasikannya setiap saat. Jika, Anda malu mengatakannya pada orang lain, tulislah keinginan itu dalam jurnal Anda. Kemungkinan orang lain mencemooh harapan Anda atau melemahkan keinginan Anda nyaris tidak aka nada. Biarlah Anda memiliki otoritas atas diri Anda sendiri. Jadi semangat untuk mencapai harapan itu akan selalu terpelihara. Survey kecil-kecilan yang saya lakukan pada teman dan kerabat mengenai alas an mereka tidak menulis jurnal adalah, “Saya tidak bias menulis berpanjang-panjang” atau “ Saya tidak punya cukup waktu untuk menulis”. Menulis jurnal tidak perlu berpanjang-panjang yang terpenting adalah dilakukan rutin, minimal kegiatan apa yang akan dilakukan besok.
Ada trik khusus yang dapat memancing Anda untuk mengungkapkan impian Anda lewat tulisan, cobalah dengan awali menulis jurnal dengan tulisan, “Bagaimana jika saya…..”. “Sedikit demi sedikit saya mulai….”, “Tidakkah menakjubkan jika saya…..”. Isilah titik itu dengan kata-kata yang positif. Mengapa kata-kata itu menjadi penting? Kata-kata dimana saja. Kita mengucapkannya, menulisnya, membacanya, melihatnya, mengetiknya, kemampuan kita memilih kata-kata yang tepat itu akan menghasilkan getaran. Anda dapat mengatur pikiran Anda hanya dengan memilih kata-kata.
Ketika mengalami kesenangan catatlah, apa sumber kesenangan yang anda dapatkan. Jurnal berisi kesenangan seperti ini mendorong Anda untuk lebih meluangkan waktu, mensyukuri, dan merayakan kesenangan itu. Contoh: hari ini menyenangkan sekali, dan saya mendapatkan bukti bahwa: seorang teman mentraktir saya, mendapat tumpangan gratis, mendapatkan kopi gratis, membeli barang dengan harga diskon, mendapat bunga deposito, dapat arisan, bisa tidur lebih awal. Apapun kesenangan yang Anda dapatkan tuliskanlah, dan jika Anda mendapat kesedihan tersenyumlah tulisakan pula hal itu dengan kata seandainya……., dan akhiri dengan kata “semoga…”. Selamat mencoba

Public Relations Online Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi sebuah lembaga penuh idealisme, sebuah lembaga yang punya harga diri tinggi itulah hal yang mendorongku untuk menulis tesis dengan tema diatas, dikaitkan dengan citra jadilah, Pengaruh Penggunaan Cyber Public Relations di Media Web terhadap pembentukan citra lembaga perguruan tinggi.

disamping itu maraknnya webometrics yang rajin menilai web berdasarkan visibility, rich, siza, dan scholar web-web perguruan tinggi, makin hangat saja isue nya. dalam dua hari menyebarkan angket dan langsung beres. namun, apa yang terjadi ternyata responden menjawab pertanyaan ini dengan kebanyakan ragu-ragu aduuuuuh ancur deh kata dosen pembimbing pertanyaan salah atau diisi sendiri. Angket itu sebenarnya sudah diuji validitas dan reliabilitasnya oke. di isi sendiri? wah paling males ngisi-ngisi angket.

menurutku kemungkinan terbesarnya adalah responden memang ragu-ragu atau tidak tahu adanya fasilitas web dikampusnya. waaaaah kacau mau ngomongin lagi sama ank statistik mendingan ragu-ragu itu dibuat tidak setuju aja hehehehehe berarti tulisan ilmaiah ini sudah mulai ngaco

Ya apapun resikonya tanggunglah oleh peneliti, dalam kaitan ilmu, teknologi dan agama ilmu dan teknologi mengubah sesuatu yang dianggap suci menjadi tidaklah bernilai sebaliknya manusia menganggap teknologi adalah hal yang suci bener gak? (Pemikiran Ellul Jaques)

Saturday, March 07, 2009

badan sehat bebas koresterol

diet hari kedua, uhhh baru kerasa laper.
rasanya seperti puasa tiap hari. bayangin aja boleh makan
cuma 3 sendok aja siang, sama malem.
ini perjuangan yang luar biasa, toh kita gak bisa membayar orang lain untuk menggantikan diet ;)

kenapa aku jadi seperti ini ceritanya kemaren nganter Aa check up ke dokter Herman di Provita daripada bengong tes juga ah, tes iseng-iseng berhadiah ternyata menghasilkan sesuatu di luar dugaan. Koresterol nya 214 (lebih 14 poin). Bak kebakaran jenggot sepulang dari cek itu langsung ke klinik rochele dan kata dokter tidak boleh makan apapun kecuali 3 sendok nasi yang ditambah sedikit lauk tidak bersantan. tidak boleh sarapan. Ganti sarapan adalah madu.

biarlah aku coba untuk disiplin berhenti membayangkan nikmatnya fetucini beef, atau coklat hangat lselagi hujan alu menggantinya dengan membayangkan badan sehat, segar, koresterol rendah, perut rata, bagus kalo pake baju apapun juga, targetnya dokter bilang sih turunin sampai lima kilo aja

abis itu baru boleh sedikit longgar boleh makan buah kalo laper sebagai pengganti cemilan kalo sekarang makan buahpun dilarang ;(

Saturday, February 28, 2009

Memandang Batu Gong


Sebahagia apapun kita,
Sedinamis apapun kita
Tentunya pernah merasa jenuh
Apa sih penyebab jenuh?
Jenuh disebabkan banyaknya tekanan dan tuntutanyang tidak dapat kita penuhi.
Tidak peduli sekaya apapun kita
Tidak peduli secantik dan seganteng apa kita
Memang tidak pernah lepas dari tuntutan
Bagi mahasiswa tuntuan untuk cepat lulus
Bagi orang tua jelas banyak tuntutan yang harus dipenuhi
Dan bagiku tuntutan itu seperti sesuatu yang terus mengejar
Mungkin tidak hanya untukku, terutama bagi suamiku, everybody mengatakan
"Mana nih, anaknya?" Apa yang harus ku usahakan bagi adanya seorang bayi mungil tidak dapat kupenuhi, karena bukan aku yang memutuskan melainkan TUHAN. Setiap kali aku mengungkapkan tuntutan dari lingkungan di sekitarku, imbasnya pada suami.
Aku tahu pastilah dia mengalami kejenuhan serupa denganku
Namun, memang begitulah hidup. Ingin aku melihat laut, dan menyendiri
di pantai, mendengar debur ombak tanpa ada orang yang mencintaiku dan menuntut apapun dariku. tidak ada seorangpun, tidak juga kau wahai sepasang mata yang memelototi tulisan ini

Sunday, February 15, 2009

The Dutchess : Perselingkuhan, Cinta dan Pengorbanan Abad Ke-18


The Dutchess : Perselingkuhan, Cinta dan Pengorbanan Di abad 18


Bandung punya beberapa tempat nonton, BIP, PVJ, Galaxy, dll

Hari ini nonton film seru di PVJ, bareng sama Aa, sebetulnya sih pengennya nonton di BIP, pelayanannya lebih friendly. di Blitz PVJ ini pelayanannya kayak robot, ketika menyapa "Selamat sore, silakan menonton di kursi H 12-13, keluar lewat pintu ini lagi terima kasih" (tanpa jeda dan menarik nafas) mereka bicara seperti di program atau seperti acara ijab kabul waktu acara kawinan satu kali nafas. Kata Mr Bhanu "Okay Mba wekwew wekwew wekwew...:)' untung gak kedengeran sama Si Mbak berkaus dan bercelana jeans itu.


Kalo menurutku sih daripada begitu, mendingan senyum aja cukup, kayak di BIP, dan pakaian pemeriksa tiket di BIP pun terlihat lebih anggun dan sopan, pakai rok hitam blus hitam, yang pasti selalu senyum walaupun tidak cantik, tapi lebih manis (makanya selalulah tersenyum biar manis). Kenapa milih nonton di Blitz, alasannya di BIP gak ada, sayang bangetkan. Baiklah sebagus apa filmnya ?


Film yang diangkat dari novel terlaris karangan Amanda Foreman yang berjudul Georgiana, Duchess of Devonshire ini disutradarai oleh Saul Dibb. Film ini menceritakan tentang kisah romantis yang penuh intrik dari Georgiana Cavendish (Keira Knightley), seorang wanita cantik dan pintar yang menjadi sosok wanita terkenal setelah di masyarakat kelas atas Inggris setelah menikahi Duke of Devonshire (Ralph Fiennes) yang merupakan sosok paling berpengaruh di Inggris.


Dicintai karena peka akan fashion dan juga aktivitasnya dalam berpolitik, Georgiana terlihat selalu bersemangat, cekatan dan mudah bergaul dengan para kalangan atas membuatnya terkenal dimana-mana, ini berbanding terbalik dengan pribadinya dirumah, dimana Georgiana selalu diatur tindak tanduknya oleh suaminya yang berkepribadian dingin dan penyendiri ini membuat Georgiana mencari sosok pria yang penuh dengan kehangatan dan benar-benar mencintainya. Hal ini memaksanya untuk menyadari perbedaan besar terhadap hukum pernikahan di abad ke 18. Disamping itu anakpun menjadi masalah utama pada masa itu. Jika perempuan belum bisa memberikan anak laki-laki dianggap belum berbakti dan belum menunaikan kewajibannya sebagai seorang istri. Karena itulah Duke berselingkuh dengan Bess teman Georgiana.


Georgiana menemukan kekasih baruya, dan pergi dengan pacar barunya, tapi Sang suami tau tentang gelagat G (panggilan Georgiana). Duke of Devonshire mengancam G untuk meninggalkan pacarnya atau tidak akan pernah bertemu dengan anaknya lagi. Oya anak G yang kedua laki-laki. Awalnya G memilih bersama pacarnya saja, tapi setelah membaca surat dari anaknya, G memutuskan kembali. Film ini sangat seru, pesan yang bisa di ambil dari film ini adalah:

1. bersyukurlah wahai perempuan yang hidup di masa sekarang

2. fashion, tetaplah membuat diri kita disukai orang lain (tampil lebih baik itu ibadah)

3. bangunlah kedekatan dengan anak-anak, kelak kau akan erasa dicintai

4. bagaimanapun citalah rumah dan anak-anakmu sendiri

5. mungkin jika kita punya secreet admire lebih menyenangkan ? (hehehehe :) )

Friday, February 13, 2009

Sabtu, hari yang pas banget

Sabtu pagi biasanya membuatkannya sarapan, membuatkannya minuman, menemani makan di meja makan sambil mendengarkan radio lalu tertawa-tawa bersama mendengarkan celotehan penyiar "Misleuk" di Radio Oz. Tapi pagi ini tidak kubiarkan ia pergi tanpa melihatnya sama sekali, tanpa membuatkannya sarapan, tidak menungguinya pergi sampai tak terlihat di balik pagar.

Ya kami memang sedang marahan, meskipun ini hari Valentine kata anak baru gede hari kasih sayang. Bagiku tidak, seperti yang sudah kutulis di jum'at gloomy,penjelasan ilmiah kenapa kita sebal dengan orang yang dulunya kita citai adalah kita terlalu berharap banyak dari orang tercinta itu, jadilah kecewa. Sebaik apapun orang yang kita sayang pastilah ada salahnya. Hmmmm.. jadi maafkanlah

Jumat yang 'Gloomy"

Hari ini jum'at seharusnya aku bertemu dengan anak-anak di Psy Center. tapi tidak untuk hari ini. hari ini aku berjanji dalam hati untuk menyelesaikan thesis sampai bab 5. semangat yang membakar hati membuatku betah duduk dari jam 8 pagi sampai pukul 1 dini hari. Itulah hati jika hati berjanji yang lainnya pasti ikut tanpa kompromi.

hayyyah apaan sih, hati... hati...., mentang-mentang besok Valentine, gak ada pengaruhnya lagi. justru hari ini gundah gulana entah gak tau kenapa yang jelas hari ini gak bisa sholat sih coba kalau bisa, mungkin sedikit tenang. Hmmm... Ya Allah semoga esok lebih baik dan penuh kasih sayang (loh bukannya gak ngaruh?) bodo ah, semoga besok ada yang bilang "Kok bintang di langit ilang dua, Oh ternyata ada di matamu Sayang ..." Wkwauuuuuu....gombal...

Tuesday, February 10, 2009

KELAS TURKMENISTAN

Ufhhhh....
Betapa menyenangkan hari ini, kelas mahasiswa asingku berjalan dengan menyenangkan mereka sangat kooperatif dan sangat tertarik dengan apa yang kusampaikan. Bahkan di akhir kuliah seorang siswa bernama Suhrab Kadyrov memberiku sebuah gantungan kunci yang cantik. Manis sekali dia.

Berbicara tentang Turkmen ada satu hal menarik yang mereka ceritakan, di Turkmen Turkmenbashi pernah menutup semua warnet di kota ini, dan sekarang cuma ada satu warnet di Ashgabat. Harga aksesnya 100.000 Manat atau sekitar 38.000 Rupiah per jam. Semua pengunjung harus menunjukkan dokumen lengkap dan pemerintah terus memantau situs-situs apa saja yang dikunjungi.Informasi dibatasi. Bagaimana orang bisa berinternet kalau harga akses internet satu jam bahkan lebih mahal daripada tiket pesawat domestik pergi pulang? Sang Pemimpin memang membanjiri warganya dengan kebahagiaan-kebahagiaan – air gratis, bensin dan angkutan umum super murah, tetapi keran informasi tentang dunia luar disumbat. Tak ada lagi yang harus dicari-cari dari Internet, karena Ruhnama, buku maha karya sang Pemimpin Agung, sudah menyajikan jawaban akan semua pertanyaan di dunia."

satu lagi kata "bebek" di sana artinya "Bayi" so...., ketika saya bilang saya suka makan daging bebek mereka berlima terbahak-bahak, alhamdulillah hari ini menyenangkan :)

Friday, February 06, 2009

COGNITIVE NEURO SCIENCE

sepertinya keinginanku untuk kuliah akan terwujud, kemarin seornag teman dari Kendari yang sekarang di Belanda mengirim email yang bikin senang bukan kepalang, "Dear May,ini ada informasi tentang psikolinguistik,Iwan wrote on your Wall:"Ada boss, di Belanda pusatnya di Nijmegen.. Departemennya Cognitive Neuro Science (CNS), jadi disitu ada jurusan psikolinguistik, psikologi, neurolinguistik, neurologi, language and educaton etc. Sekarang saya lagi ngambil satu mata kuliah sama anak2 CNS. Kita beda fakultas tapi ada beberapa mata kuliah yang sharing. Rekomendasikan aja kalo dia mau ke sini. Mantap deh pokoknya soalnya dia kerjasama dengan Max Planc Institute (MPI)."
Salam, amar ma'ruf
p.s. May, silahkan kontak2an ma Pak Iwan ya

nantikan aku di Belanda ya

Thursday, January 22, 2009

Doktor Linguistik



DUA perempuan berturutan menyampaikan pidato pengukuhan guru besar tetap mereka hari Sabtu (28/1) di kampus Universitas Indonesia di Depok. Yang pertama Rahayu Surtiati Hidayat dan yang berikutnya Melani Budianta.
Keduanya, menurut catatan Rektor Universitas Indonesia (UI), adalah guru besar ketiga dan keempat dan perempuan guru besar pertama dan kedua yang dikukuhkan tahun ini. Keduanya akan menambah jumlah 11 guru besar tetap, dua guru besar luar biasa, dan enam guru besar emeritus Fakultas Ilmu Budaya (FIB) tempat keduanya mengabdi selama ini.
Pengukuhan ini jelas dibutuhkan FIB. Apalagi bidang linguistik terapan yang menjadi keahlian Rahayu Surtiati Hidayat. Dia mengaku sempat kesepian selama 10 tahun sebagai ilmuwan pengajar karena hanya sendirian mendalami bidang itu.
Meskipun demikian, menurut Rahayu, yang akrab dipanggil Yayuk di antara teman dan muridnya, guru besar bukan sesuatu yang dia kejar. "Saya tidak mengejar apa pun. Saya melakukan semua ini karena saya suka. Saya suka menulis, suka menerjemahkan, suka mengajar," kata Rahayu yang menyajikan pidato pengukuhan Humaniora dalam Pengembangan Pendidikan Tinggi. Linguistik Terapan Sebagai Bidang Pendidikan dan Penelitian.
Sendirian
Dalam bahasa yang disederhanakan, Rahayu mengatakan linguistik terapan adalah pengajaran bahasa yang disistematisir. Bidang ini masuk di dalam ilmu humaniora dan lintas batas ilmu karena mendapat banyak sumbangan dari ilmu lain seperti sosiologi, psikologi, antropologi, dan teori informasi.
"Antara tahun 1989, setelah menjadi doktor, sampai tahun 2000 saya sendirian menekuni linguistik terapan. Teman-teman tidak ada yang tertarik," papar Rahayu.
Saat itu masih kuat anggapan di kalangan pengajar bahasa, bila seseorang dapat berbahasa, dia dapat mengajar bahasa. Baru sesudah tahun 2000 Yayuk mendapat mitra setelah sejumlah pengajar FIB kembali dari luar negeri dengan ijazah doktor atau magister dalam linguistik terapan.
?Belakangan FIB lebih profesional. Mengajar bahasa ada landasan teori dan jelas metodenya,? papar Wakil Dekan Bidang Akademik FIB UI sejak tahun 2004 yang selama berkarier di UI terus diminta mengembangkan bidang linguistik terapan.
Di luar universitas, linguistik terapan perlu dikembangkan di tataran nasional sebab pengajaran bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa Inggris, serta bahasa asing lain di sekolah dasar dan menengah ditentukan oleh politik bahasa yang diterapkan secara nasional dalam pendidikan.
Tidak suka matematika
Awal ketertarikan Rahayu pada bahasa sudah muncul sejak duduk di kelas III sekolah menengah pertama. "Karena saya tidak tertarik pada matematika," papar ibu dari Aria Perbacana (28) dan Rara Tanjung (24) serta istri dari Hidayat Sutarnadi itu.
Yayuk menyukai arkeologi, tetapi ibunya tidak setuju dia memilih bidang itu. ?Ibu beranggapan bidang itu akan membawa saya ke mana-mana dan dapat membahayakan saya,? tutur Rahayu yang menyelesaikan S1-nya dari Fakultas Sastra UI (1971), S2-nya di Universite de Besancon, Perancis (1972), dan S3-nya dari Program Pascasarjana UI (1989).
Meski begitu, Rahayu merasa ayahnya yang polisi dan ibunya yang aktif di Bhayangkari tidak pernah membedakan pendidikan anak perempuan dari anak lelakinya. Tidak heran jika dia menguasai permainan kelereng dan katapel. Bahkan ibunya menyebut dia setengah laki-laki. "Saya sendiri tidak sadar, sampai ketika mengemukakan masalah dan ide-ide, ibu bilang cara berpikir saya seperti anak laki-laki," kata perempuan kelahiran Gading Rejo, Lampung, 26 September 1946.
Di Fakultas Sastra ternyata Rahayu tetap mencintai kegiatan luar ruang dan ikut mendirikan organisasi pencinta alam UI, Mapala. "Waktu Hok Gie meninggal, saya adalah Ketua Mapala UI," kenang Yayuk yang menjadi Ketua Mapala UI pada tahun 1964 dan 1968.
Mungkin itu juga yang membuat penampilannya easy going: membawa tas ransel, kerap bercelana panjang, kadang pakai sepatu bot, tidak dandan. Meskipun begitu, sebagai pengajar dan penerjemah dia terkenal amat ketat dalam logika berbahasa yang adalah bidangnya.
Naskah akademisnya bertebaran di berbagai seminar dan buku, selain juga menerjemahkan 40-an buku asing, antara lain Seks dan Kekuasaan karya Michel Foucault (1997), Kalau Perempuan Angkat Bicara (Annie Leclerc, 1999), dan Aku, Kamu, Kita: Belajar Berbeda (Luce Irigaray, 2004).
Karena suka pada hal yang konkret, Yayuk akan terus ditantang mengarahkan agar departemen linguistik di FIB meneliti untuk mendapat perancangan dan terobosan baru dalam pengajaran bahasa.
Dengan demikian, seorang sarjana tidak hanya pandai membuat tulisan akademik, tetapi juga dapat menyajikan pemikirannya dengan menarik dan benar dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggris.
Biodata
Nama: Prof Rahayu Surtiati HidayatLahir: Gading Rejo, Lampung, 26 September 1946Suami: Hidayat SutarnadiAnak:- Aria Perbacana (28)- Rara Tanjung (24)
Pendidikan:- S1 dari Fakultas Sastra UI (1971)- S2 dari Universite de Besancon, Perancis (1972)- S3 dari Program Pascasarjana UI (1989).
Pekerjaan:- Guru Besar (Profesor) Tetap Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (2006)- Wakil Dekan Bidang Akademik FIB UI sejak tahun 2004
Sumber: Kompas, 5 Februari 2006

Sunday, January 04, 2009

Mengarahkan Anak meraih cita cita

Peran Guru Mengarahkan Cita-Cita Anak Sejak Dini


Tiiiit tiiiit gujes-gujes, Tiiiit tiiiit gujes-gujes, wakwaw…., wajahnya orientalnya tertawa ramah, mendengar kata wakwaw yang saya ucapkan. “Ah ibu masa kereta api bunyinya wakwaw sih?” Hehehehe saya tersenyum saja mendengar pertanyaan polosnya. Namun, saya tertarik menanyakan mengapa dia senang sekali bermain kereta api-kereta apian dibandingkan puluhan mainan lainnya yang tersedia di tempat terapi ini.Dia menjawab, dia ingin seperti ayahnya, bekerja di kereta api. Pengalaman menyenangkan saat dia melihat ayahnya bertugas membuatnya sangat terkesan dan ingin bekerja di kereta.
Cita-cita seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan terdekatnya, seperti apa yang dikerjakan orang tua, ayah atau ibunya, sangat mempengaruhi pilihan cita-cita mereka. Yang ayahnya dokter akan cenderung memilih dokter sebagai cita-cita, begitu pula yang ayahnya polisi nanti kalau sudah besar ingin jadi polisi. Lingkungan terdekat kedua adalah sekolahan. Setelah anak mulai masuk sekolah, hampir sepertiga waktunya dihabiskan di sekolah. Tambahan pengetahuan dari guru tentang berbagi-bagai jenis profesi akan membentuk idealisme cita-cita anak-anak.
Guru memiliki peranan yang penting dalam hal ini, Hubungan guru dengan murid dinyatakn seperti orangtua dan anak. Orangtua menjadi pembimbing anaknya supaya, perkembangan anak dapat berlangsung sebaik-baiknya tanpa ada hambatan atau gangguan. Guru berada dalam lingkungan yang dekat dengan anak, dengan demikian cukup besar pengaruhnya dan pembentukan pribadi dan cita-cita anak. Ada terapi yang efektif yang bisa dilakukan disekolah ‘’anak lahir kembali.’’ Anak akan diberikan pelatihan 3 hari 2 malam. Selama itu benar-benar tidak boleh dengan keluarga, mereka. Apa cita-citanya, apa yang diinginkan dengan mendapatkan solusinya.
Setelah pelatihan dia akan menjadi orang yang baru dengan cita-citanya sendiri. Ruang dan biaya anak bisa diarahkan dengan kerja sama berbagai pihak berbagai pihak, misalnya pelatihan dokter kecil, wartawan kecil, peneliti muda pemerintah pun bisa berperan aktif, khususnya untuk pendidikan luar sekolah.
Sebagai guru sekaligus orang tua sebaiknya kita tidak memilihkan cita-cita untuk anak-anak kita. Biarkan mereka menentukan cita-citanya sendiri. Yang lebih penting mempersiapkan anak-anak dengan memberi bekal nilai-nilai moral yang baik. Nilai-nilia seperti disiplin, kejujuran, amanah dan integritas perlu ditanamkan sejak dini. Pemilihan pendidikan anak-anak juga harus memperhatikan pembawaan, bakat dan karakteristik kejiwaan anak. Jangan terlalu memaksa anak-anak untuk jadi sarjana. Memang bangga punya anak-anak sarjana semua, tetapi apa gunanya punya anak-anak sarjana kalau nganggur semua. Biarkan mereka memilih pendidikan yang sesuai dengan bakatnya dan memudahkan mereka untuk mencapai cita-citanya.