Monday, August 18, 2014

MENGAPA MEME BISA MEMBUAT KITA TERGELITIK?



Ini sengaja saya postingkan di blog, untuk teman yang berada di Papua dan tidak bisa beli koran PR, selamt menikmati :)

Mengapa meme dapat membuat kita tergelitik?


Kemunculan meme tidak dapat dilepaskan dari fenomena sosial dalam masyarakat. Atas dasar itu, untuk memahami sebuah meme, orang yang melihatnya haruslah terlebih dahulu memahami konteks fenomena sosial yang terjadi. Misalnya, baru-baru ini tengah beredar sejumlah meme menyindir pernyataan Taufik Ridho yang mengatakan bahwa Tangkuban Parahu dibuat oleh Roro Jonggrang (terkait dengan pengumpulan data gugatan tim Prabowo-Hatta dalam pilpres 2014). Karena ucapan tersebut dianggap sebagai fenomena sosial yang menarik (seorang tokoh politik salah dalam menyebutkan legenda yang sudah umum diketahui masyarakat), maka berbagai meme tentang itu sontak muncul dan direspon secara massal di jagad dunia mayaHal tersebut berlaku pula pada meme yang melibatkan tokoh populer tertentu seperti Barrack Obama, Yao Ming, Gandalf, Austin Powers hingga Captain Picard. Kemunculan mereka di layar kaca membuat tokoh-tokoh tersebut dikenal oleh masyarakat secara luas. Hal-hal seperti karakter, mimik, suara, hingga gestur, secara umum sudah dimengerti oleh mereka yang sering mengamati media massa. Maka itu, para netizen baru akan faham atau bahkan tergelitik, jika mereka mempunyai pengetahuan tentang hal tersebut sebelumnya. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa konteks sangat penting bagi kelucuan sebuah meme


Bahasa dan Tipografi

Selain soal konteks, meme pun mengandung keunikan dalam dirinya sendiri. Soal bahasa misalnya, meme menggunakan bahasa yang lugas sekaligus adaptif terhadap wajah yang terdapat pada gambar. Misalnya, jika dalam meme terdapat gambar Mario Teguh, maka bahasa yang digunakan akan disesuaikan dengan kebiasaan Mario Teguh dalam berbicara. Namun tidak hanya itu, meme menjadi lucu jika justru menciptakan kontradiksi antara bahasa dengan gambar. Misalnya, dalam meme tentang presiden SBY, ditambahkan kalimat, “Ingat, lapar itu makan, bukan update status.” Hal tersebut menjadi jenaka karena pengalaman kita menunjukkan bahwa SBY tidak mungkin mengatakan hal semacam itu.
Tipografi pun menjadi unsur yang cukup penting dalam kejenakaan meme. Meski sekarang jenis huruf yang digunakan dalam meme relatif beragam, namun sebenarnya jenis huruf dalam meme identik dengan Impact. Impact dikenal sebagai jenis huruf yang tebal, jelas, dan tegas. Penggunaan Impact dianggap tepat karena keterbatasan ruang untuk memuat teks dalam sebuah meme. Dengan tipografi yang menarik perhatian, maka para netizen akan langsung dapat membaca secara singkat dan memahami maksudnya. Kita bisa bayangkan jika meme menggunakan jenis huruf seperti Times New Roman (yang lazim dipakai para mahasiswa untuk menulis skripsi), maka kejenakaannya akan turun atau bahkan hilang sama sekali.   


Tidak Seperti Komik
Meski bercikal bakal dari komik dan mempunyai sifat kejenakaan yang komikal, meme tetap tidak bisa dianggap sebagai sebuah komik. Komik, pada umumnya, mempunyai lebih dari satu panel untuk menceritakan sesuatu, sehingga pembaca dapat mengerti setelah memahami rangkaian gambar demi gambar. Namun meme seringnya hanya menggunakan satu gambar atau satu panel untuk menegaskan sesuatu. Memang terdapat meme yang juga mempunyai lebih dari satu panel seperti meme yang diambil dari adegan film Finding Neverland atau Race to Witch Mountain. Namun hal tersebut tetap tidak dapat disamakan dengan komik karena isi gambar dalam panel selalu sama dan mengambil secara persis dari adegan aslinya. 
Apa efek yang dihasilkan dari sebuah panel tunggal? Para pembaca merasakan bahwa meme berfungsi bukan untuk menjelaskan sesuatu secara naratif. Meme dibuat sedemikian rupa agar tepat sasaran dan dimengerti secara langsung. Meme ingin menunjukkan sebuah sindiran, ejekan, lelucon, atau bahkan nasihat, tanpa pembaca harus mencerna gambar demi gambar. 
Kita bisa samakan meme dengan papan reklame besar yang terpampang di pinggir jalan. Pada reklame semacam itu, akan sulit untuk mencernanya jika yang ditampilkan adalah serangkaian gambar dengan format multi panel. Orang ingin langsung mengerti dan ingin tahu maksud dan tujuan dari gambar yang ditayangkan (Apakah itu adalah gambar walikota yang sedang memohon maaf di masa lebaran, iklan mobil terbaru, atau promosi hotel di daerah Dago Atas).  Kenyataan bahwa umumnya meme menggunakan panel tunggal sebagaimana halnya papan reklame, membuat fungsi meme menjadi lengkap sebagai hiburan. Meme tidak perlu dicerna berlama-lama karena untuk memahaminya hanya tinggal sekali lihat saja. 

Perkembangan Kreativitas
Dengan keberadaan situs-situs seperti www.memegenerator.net atau www.quickmeme.com, siapapun sekarang dapat membuat meme sendiri. Selain kenyataan bahwa gambar yang disediakan tidak lagi terbatas seperti dulu, sekarang para netizen juga diperbolehkan untuk mengunggah gambar sendiri. Teks yang disematkan pada gambar pun tidak lagi baku baik dari segi bahasa maupun tipografi. Misalnya, sekarang sudah lazim digunakan bahasa daerah dalam meme, serta jenis huruf lain yang bukan Impact.
Fenomena dunia maya memang tidak mudah untuk ditangkap dan dibakukan secara teoritik. Kreativitas para netizen semakin meningkat seiring dengan fasilitas yang terus dikembangkan dari masing-masing situs. Dengan kehadiran meme yang sekarang dapat dibuat oleh siapa saja, jagad dunia maya menjadi semakin ramai dan kita tidak bisa mengakhiri koneksi tanpa sempat tertawa barang sejenak.

(Maylanny Christin, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi – Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Telkom University)