Friday, July 18, 2008

Tesis Bukan Mahakarya (II)

Komunikasi interpersonal antara dokter gigi dan pasien, teman adakah hal menarik dalam judul tesisku itu? , ini adalah SMS yang kukirimkan pada sejumlah teman yang kurasa bisa kumintai pendapatnya, jawaban teman2 baikku:
  • menarik kok, kan dokter gigi memang momok menakutkan buat anak kecil dan mongomunikasikan untuk mengubah persepsinya perlu tantabngan btw goodluck ya (Valiant Budi, Editor Gagas Media)
  • Emang susah tuh dokter gigi terlihat tidak menakutkan untuk anak kecil (MC)

  • Mel judul itu boleh2 aja secara suami sendiri yang jadi bahan percobaan ha ha ha jadi gretongan tambahin unsur citranya ya seperti kata pa IRI (Cindy Natalia, Konsultan Pendidikan Tinggi Luar Negeri/ Vista)
  • Hehehe teori citranya susah dapet Cin, belum diterjemahin bukunya pa Naro (MC)

  • Interpersonal itu pendekatan holistik kan? bagus banget kata prof (emeritus) sambas juga, curhat pasien menentukan 50% diagnosa coba liat manulhakim.blogspot.com kalau naskah aslinya juga bole (lukman, pengusaha taman bacaan)
  • Nuhun ya Man (MC)

  • Menarik juga, Coz selama ini masih ada anak-anak yang spooky kalau ke drg. kalau perlu bantuan temenku ada yang drg (anton, owner toko mebel, pengusaha media)
  • Ok Ton, selamat memulai bisnis medianya Ya (MC)

Teman, terimakasih masukannya pastinya jadi penyemangat diriku yang sebentar-sebentar pengen ganti judul. untuk yang ingin komentar ditunggu loch, sms ke 0817423738 ya (semngatin aku please.....)

PENANTIAN (I)

Hari ini ketemu" real anak autis" bukan cuma istilah yang digambarkan buku teks psikologi
bukan sekedar istilah untuk seorang teman "M" yang sangat pendiam :)" tapi anak autis sungguhan.

Namanya Sakti umurnya empat tahun, ganteng: rambutnya tebal, bulu matanya lentik. namun tidak merespon apapun rangsangan yang diberikan padanya. dia asyik sendiri dengan permainan yang disediakan oleh Psi Center. Kalau dia bosan dengan mainannya dia akan dengan senang hati melemparnya. Matanya yang bulat terkadang menerawang ke langit-langit kemudian seulas senyum terlukis dibibirnya. (hmmm apa yang ia pikirkan ya? (mungkinkah dia berpikir, cantiknya ibu Melanny, seperti bidadari hwa ha ha ha ha.... narsis).

Sayangnya Si Satria tidak pernah mengatakan itu, bahkan sebaris kata bermakna pun tidak. Kucoba membimbingnya mengatakan kata hijau untuk sebuah karet balok warna hijau ditangannya, dia bilang "ijaw"..... Good, kataku.
"merah", dia bilang "meyah".... bagus
perhatiannya teralih lagi pada mainan dihadapannya

Sunday, July 06, 2008

Ngomongin Pram


Haaaaayyyyy...




Lama gak menuliskan apa saya yang terjadi semingguan ini


Kangen bukan buatan. Apa yang kulakukan?

membaca tiga buku dari Tetralogi Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca).


Buku yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Max Lane saat ia menjabat sebagai sekretaris Kedutaan Australia ini membuat aku tergelitik untuk menyusun kata-kata jadoel nya.


Atas dasar inisiatif itu Max Lane ditarik oleh Kementerian Luar Negeri Australia hingga ia kehilangan pekerjaannya. Penerbit Penguin Australia untuk pertama kalinya menerbitkan terjemahan Bumi Manusia dalam edisi paperback.


Dengan lisensi Penguin Australia, Penerbit William Morrow kemudian menerbitkannya dalam edisi luks pada tahun 1990- an. Setelah itu Penguin Amerika menerbitkannya dalam edisi paperback yang kemudian mencapai sukses pencetakan ulang sebanyak 5 kali selama setahun.


Hebat bukan? Jadi aku mereferensikannya untuk beberapa teman dekat, ada yang menerimanya ,dengan suka cita ada juga yang menolaknya dengan berbagai alasan. satu diantaranya IM, berikut cuplikan pembicaraan aku dengannya disuatu sore:

"Buku yang kamu baca bareurat ah (Sunda:berat) Mel"


"Berat apanya?"


"Nya eusina, nya bungkeleukanana (Sunda : isi dan bentuknya)"


"Ah, kamu belum mencoba mencicipinya"


"Liatnya aja gak nafsu"


"Halllaaaah, ya udah jadi maunya baca apaan?"


"Buku yang aku baca ya seperti yang aku tulis"

"Ooooh, ya udah." aku teruskan mengunyah kacang hijau yang dia sajikan untukku


Setahuku memang dia senang menulis buku populer yang cepat saji. tapi kalau aku kihat-lihat

tulisanku sendiri, tulisankupun saat ini kok ya populer-populer juga, aku suka baca yang nyastra. Dua diantara khasiatnya adalah memberi kenikmatan, dan bermanfaat. (kata Prof. Partini Sardjono dan Ibu Yeti, dosen Apresiasi sastra unpad). tapi, untuk menuliskannya tidak mudah.


aku teringat, sebuah gaya penulisan yang mirip dengan gayanya PRAM. Gaya bahasa yang dimiliki Bang Andrea Hirata. Ya... kosakata seperti: bukan main, bukan buatan, tandas sampai kedasar,ahoy, gilang gemilang, dll.

Jadi mulailah aku membuat daftar kosakata ini siapa tau bisa jadi penulis yang gilang gemilang. dan orang mau membaca tulisanku tandas sampai ke dasar, dan akupun senang bukan buatan :)