Sunday, January 04, 2009

Mengarahkan Anak meraih cita cita

Peran Guru Mengarahkan Cita-Cita Anak Sejak Dini


Tiiiit tiiiit gujes-gujes, Tiiiit tiiiit gujes-gujes, wakwaw…., wajahnya orientalnya tertawa ramah, mendengar kata wakwaw yang saya ucapkan. “Ah ibu masa kereta api bunyinya wakwaw sih?” Hehehehe saya tersenyum saja mendengar pertanyaan polosnya. Namun, saya tertarik menanyakan mengapa dia senang sekali bermain kereta api-kereta apian dibandingkan puluhan mainan lainnya yang tersedia di tempat terapi ini.Dia menjawab, dia ingin seperti ayahnya, bekerja di kereta api. Pengalaman menyenangkan saat dia melihat ayahnya bertugas membuatnya sangat terkesan dan ingin bekerja di kereta.
Cita-cita seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan terdekatnya, seperti apa yang dikerjakan orang tua, ayah atau ibunya, sangat mempengaruhi pilihan cita-cita mereka. Yang ayahnya dokter akan cenderung memilih dokter sebagai cita-cita, begitu pula yang ayahnya polisi nanti kalau sudah besar ingin jadi polisi. Lingkungan terdekat kedua adalah sekolahan. Setelah anak mulai masuk sekolah, hampir sepertiga waktunya dihabiskan di sekolah. Tambahan pengetahuan dari guru tentang berbagi-bagai jenis profesi akan membentuk idealisme cita-cita anak-anak.
Guru memiliki peranan yang penting dalam hal ini, Hubungan guru dengan murid dinyatakn seperti orangtua dan anak. Orangtua menjadi pembimbing anaknya supaya, perkembangan anak dapat berlangsung sebaik-baiknya tanpa ada hambatan atau gangguan. Guru berada dalam lingkungan yang dekat dengan anak, dengan demikian cukup besar pengaruhnya dan pembentukan pribadi dan cita-cita anak. Ada terapi yang efektif yang bisa dilakukan disekolah ‘’anak lahir kembali.’’ Anak akan diberikan pelatihan 3 hari 2 malam. Selama itu benar-benar tidak boleh dengan keluarga, mereka. Apa cita-citanya, apa yang diinginkan dengan mendapatkan solusinya.
Setelah pelatihan dia akan menjadi orang yang baru dengan cita-citanya sendiri. Ruang dan biaya anak bisa diarahkan dengan kerja sama berbagai pihak berbagai pihak, misalnya pelatihan dokter kecil, wartawan kecil, peneliti muda pemerintah pun bisa berperan aktif, khususnya untuk pendidikan luar sekolah.
Sebagai guru sekaligus orang tua sebaiknya kita tidak memilihkan cita-cita untuk anak-anak kita. Biarkan mereka menentukan cita-citanya sendiri. Yang lebih penting mempersiapkan anak-anak dengan memberi bekal nilai-nilai moral yang baik. Nilai-nilia seperti disiplin, kejujuran, amanah dan integritas perlu ditanamkan sejak dini. Pemilihan pendidikan anak-anak juga harus memperhatikan pembawaan, bakat dan karakteristik kejiwaan anak. Jangan terlalu memaksa anak-anak untuk jadi sarjana. Memang bangga punya anak-anak sarjana semua, tetapi apa gunanya punya anak-anak sarjana kalau nganggur semua. Biarkan mereka memilih pendidikan yang sesuai dengan bakatnya dan memudahkan mereka untuk mencapai cita-citanya.