Monday, June 23, 2014

MENJADI MAHASISWA S3 (tulisan menjelang tahun ajaran baru)

Dua hari lagi saya akan mendapatkan kartu tanda mahasiswa (KTM). Rasa ini pernah hinggap 15 tahun lalu, tahun 1999, ketika pertama kalinya saya harus melepaskan seragam putih abu lambang keremajaan, kegelisahan, kegenitan, kenakalan, keceriaan.

Waktu itu rasanya hampir sama dengan hari ini yang kurasakan, tentunya saya sudah mengarungi ruang dan waktu sebanyak 5.475 hari WAAAAW fantastis. lalu apakah bedanya?

Bedanya, sekarang saya sudah tau seperti apakah seluk beluk sebuah pendidikan. bedanya saya harus mencari uang sendiri untuk memenuhi kehendak mencari ilmu, bedanya saya tahu seharusnya seperti apa pendidikan itu, karena kebetulan saya bekerja disebuah lingkungan bernama pendidikan.

kalau saya runut lagi sejak pertama kali saya kenal bangku sekolahan adalah: tas baru, sepatu baru seragam baru, betapa hebatnya saya yang anak kecil itu mengenal seragam SD, setiap pagi Mama Saya akan mengepangkan rambut saya dan sayapun akan tiba disekolah paling pagi diantar Papa (dan saat inipun saya masih melakukan kebiasaan itu, saya akan datang paling pagi datang kekampus, dan entah kenapa juga saya selalu kebagian mengajar kelas pukul 07:00).

SMP saya mulai dengan sebuah peradaban baru dibenak saya sekolah bukan lagi euforia menggunakan peralatan sekolah baru, ow saya mulai mengenal teman-teman yang hidup berkelompok alias genggong, saya mengenal teman se-Gang yang selalu kompak dan solider kami punya tas sekolah gang, sepatu gang, bahkan kami punya semua barang yang sama se Gang (hai Rima, Dwi, Nila, Dewi, hari kemarin baru saja saya menjadi MC Ulang Tahun anaknya Nila di hari Minggu dimana hari itu adalah hari yang diharamkan untuk mengambil pekerjaan. tapi saya masih ingat betapa kami sehidup dan semati waktu SMP, saya nekat mengambil job itu ditemani suami yang sedikit sewot tapi mau juga menemani).

SMA adalah lanjutan kehidupan Genggong, tapi relatif tidak seheboh SMP. SMA lebih banyak punya teman dekat alias pacar, kalau saya ingat SMA itu masa kritis betapa putus cinta amat menyiksa bisa bikin demam berminggu-minggu. tapi itu teralih ketika mendapatkan kenyataan akan jadi apa saya kelak ditentukan di bangku SMA dengan kewajiban pilih jurusan kamu IPA apa IPS

Akhirnya, saya kuliah lima belas tahun lalu, masa genting ketika nama saya ditulis disebuah koran bukan karena membuat berita atau apa, tapi karena saya tercatat sebagai mahasiswa disebuah PTN. Oh betapa Papa Mama bangga, dan bercerita kesana kemari karena anaknya lulus dan diterima

Tiga setengah tahun berlalu, saya lulus jadi sarjana. tidak ada yang istimewa selain akhirnya berakhir penderitaan mengejar-ngejar dosen pembimbing yang serasa orang paling dicari didunia ini saya bekerja lima tahun, dan saya kecanduan ingin belajar lagi S2 lah saya. dan sekarang saya masih kecanduan betulkan buku yang saya baca "Sekolah itu Candu" buku itu sudah hilang entah kemana

Berikutnya, tahun ini, tahun ini saya akan menuntaskan pendidikan tertinggi. Saya berdoa
semoga kecanduan saya ini menambah bijak dan dewasa dalam berpikir bukan sekedar euforia dan teman, inilah saya si Mahasiswa Baru